Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

Senin, 16 Januari 2012

Membuat Rangginang dari Ampas Kedelai

Siapa yang tidak kenal Rengginang?
Makanan ini sangat populer di masyarakat. Camilan gurih dengan bahan dasar beras ketan. Namun, siapa sangka, ternyata rengginang tidak hanya bisa dibuat dari bahan beras ketan saja. Tapi rengginang juga bisa dibuat dari bahan ampas tahu. Ampas tahu biasanya hanya dimanfaatkan untuk membuat tempe menjes saja. Tapi, di tangan siswa SMPN 3 Malang, ampas tahu bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat rengginang.

Ide istimewa itu bahkan mendapatkan penghargaan sebagai juara dua di ajang Lomba Penulisan Karya Ilmiah Remaja (LPIR) tingkat nasional yang digelar 11-15 Agustus lalu.

Nisrina Adelia, Siswi kelas X SMPN 3 Malang ini adalah pemilik ide brilliant tersebut.

Awalnya, ia merasa tertantang untuk membuat ampas tahu lebih bermanfaat untuk dikreasi ulang. Kalau hanya untuk tempe menjes saja, tidak banyak orang suka.

“Saya sering bertanya kepada penjual tahu yang lewat di dekat rumah, mereka apakan sisa ampas tahunya. Selama ini kebanyakan dipergunakan untuk makanan ternak atau tempe menjes,” ungkapnya.
Dari situlah gadis manis kelahiran Malang 7 Maret 1994 ini mulai berkreasi. Ampas tahu yang didapatkannya dari pabrik tahu dicoba kreasikan dengan campuran tepung tapioka dan soda kue. Sebelum dicampur, ampas tahu terlebih dahulu diperas dan dipress hingga kering. Sehingga kadar airnya menjadi rendah.

Setelah dicampur dengan bahan lain, kue dicetak menggunakan cetakan dari bekas kaleng susu yang dilubangi. Dengan cetakan sederhana ini, adonan bisa berbentuk seperti rengginang biasa. Untuk menghasilkan permukaan yang lebih padat, cetakan itu kemudian dikukus, dan dijemur selama 13 jam sampai kemudian siap digoreng.

“Untuk menghasilkan adonan yang sempurna, baik dari rasa, warna dan juga aroma yang nikmat, ada sembilan macam percobaan yang saya lakukan,” paparnya.

Sembilan macam percobaan itu, dilakukan dengan membuat perbandingan berbeda antara ampas tahu, tapioka, dan soda kue. Sementara bumbu, penyedap dan bawang diberikan secukupnya. Hasilnya pada percobaan dengan komposisi 70 persen ampas tahu, 30 persen tepung tapioka, dan 0,1 persen soda kue diperoleh adonan yang sempurna. Dari rasa, dan renyah bisa dibilang sempurna. “Sembilan percobaan itu saya tampilkan di hadapan juri, dan semuanya setuju kalau percobaan berabjad G adalah yang paling sempurna,” tambah Nisrina.

Kreatifitas Nisrina ini memang sangat membanggakan. Di usianya yang masih belia, ada ide kreatif yang sudah dihasilkan. Menurut Pembimbing PIR-KIR SMPN 3 Malang Tatik Dwi Suswati, pembinaan akademis melalui PIR-KIR ini terus digalakkan di sekolah. 

Sumber:Sarikedelai.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.